Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 22 Maret 2012

KESUSASTRAAN


Pengertian Sastra dan Seni

Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Dalam konteks kesenian, kesusastraan adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan senimannya. Sehingga sastra juga disamakan dengan cabang seni lain seperti seni tari, seni lukis, seni musik, dan sebagai


Pengertian Seni
    Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
  








Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar :

      Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
     Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :

      1.     Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
.    
2.     Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .


3.     Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .

 Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Istilah prosa banyak padanannya. Kadang – kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia, prosa diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa an alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesusastraan indonesia terdapat prosa lama dan prosa baru



A. Contoh prosa lama
1. dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. Epos

B. Contoh prosa baru
1. cerita pendek
2. roman/novel
3. biografi
4. kisah




 Contoh Prosa Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi

Contoh puisi ;
Terbanglah Merpatiku
 
Merpati sayapmu menari merajut awan
Merpati sayapmu putih suci menawan
Waktu terus mengalir bagai bengawan
Merpati teruslah menari, teruslah kawan 



Mengapa matamu sayu
Pelan kedipmu terhuyung huyung
Samudera hidup masih merayu
Merpati teruslah, teruslah mendayung



Masihlah berwarna sang pelangi
Masih ada merah masih ada jingga
Masihlah kau harum mewangi
Masihlah aku padamu bangga



Hari esok sedang menunggu
Hilangkan gundah, buang gerah
Merpati bentangkan tawamu
Usir gelisah dari jiwamu
Jangan biarkan angin membawamu
Tunjukkan pada semua wibawamu












Pengertian puisi

Puisi merupakan sebuah bentuk karya sastra singkat untuk menuangkan apa yang ada di pikiran kita, apa yang ada di hati kita, dan apa yang ada di jiwa kita. Dikatakan singkat karena puisi adalah bentuk karya sastra yang paling pendek jika dibandingkan cerpen atau novel.

Kreativitas penyair dalam membangun puisinya

Kreativitas penyair dalam membangun puisi dapat diartikan sebagai berikut. Kreatif merupakan gagasan memusikalisasikan puisi didasari oleh dan dari keinginan-keinginan individual bersifat subyektif yang bertujuan untuk kepuasan pribadi. Puisi, selain sebagai karya sastra yang harus diinterpretasikan, juga dapat menjadi medium kreativitas. Sama seperti dramatisasi puisi, yang juga merupakan kegiatan kreatif. Dan ketiga, karena bersifat kreatif, maka musikalisasi puisi pun tidak memiliki kategori-kategori, batasan, atau aturan-aturan yang bersifat mengikat.


Alasan2 yang mendasari penyajian puisi dalam IBD


Adapun alasan – alasan yang mendasari penyair puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar, yaitu ;

1. Hubungan manusia dengan pengalaman hidup manusia ;
Puisi memiliki kekuatan tersendiri untuk memperluas pengalaman hidup aktual dengan jalan mengatur dan mensintesekannya. Puisi juga mampu menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalam yang dituangkan penyair kedalam puisinya.

2. Puisi dengan keinsyafan ;
Puisi yang mengajak mahasiswa untuk menjenguk hati/pikiran manusia, karena puisi bisanya mampu menyentuh sisi-sisi yang mengenai perihal ;
- Topeng yang dipakai manusia dalam dunia nyata
- Berbagai peran yang diperankan orang dalam dalam menampilkan dirinya di dunia atau lingkungan masyarakat.

 3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan pengetahuan kepada manusia/makhluk sosial yang terlibat issue dan permasalahan sosial. Secara imajinatif puisi lewat penafsiran tentang situasi dasar kondisi manusia sosial.

4. Puisi Dan Nilai-Nilai
Dalam bahasa puisi banyak sajian nilai-nilai yang bermanfaat bagi lingkungan hidupnya. Kita akan mendapatkan laki-laki atau perempuan yang telah siap terhadap terhadap moral dan etika yang telah menjadi pilihannya.




Senin, 12 Maret 2012

Manusia dan Kebudayaan

Hubungan antara mansuai dan kebudayaan selayak uang logam dengan dua sisinya, artinya antara manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Tidak akan ada kebudayan tanpa ada manusia dan manusia tidak akan pernah mencapai puncak potensinya sebagai manusia tanpa berkebudayaan. Di dalam kebudayaan itulah manusia dibentuk, tetapi kebudayaan juga merupakan cermin dari perkembangan manusia pemilik kebudayaan tersebut. Proses perkembangan kabudayaan tidak akan pernah berhenti seiring dengan terus mengalirnya kebutuhan manusia sebagai pemilik kebudayaan tersebut yang juga tidak pernah berhenti. Manusia dengan kemampuan akal dan budinya, terus mengembangkan berbagai macam sistem tindakan demi memenuhi keperluan hidupnya, dan ini diperoleh dengan cara belajar (learned behavior). Dari proses belajar itu selanjutnya timbul apa yang dinamakan kebudayaan.
Kebudayaan menurut koentjaraningrat (1990 : 180) diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyuarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Definisi ini menunjukkan bahwa hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena amat sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar. Tindakan manusia yang tidak perlu dibiasakan dengan belajjar biasanya berupa tindakan naluriah, tindakan bawah sadar, bebrapa proses fisiologi, atau tindakan membabi buta. Bahkan berbagaoi tindakan manusia yang sifatnya naluriah yang terbawa dalam gennya bersama kelahiranya (seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua kakinya) pada akhirnya juga diubah menjadi tindakan kebudayaan. Secara naluriah menusia memang mempunyai tindakan yang berupa makan, minum atau berjalan.
Tetapi cara-cara sopan santun dalam makan, minum dan berjalan yang seringkali rumit, harus dipelajarinya terlebih dahulu. Manusia ketika makan tidak hanya sekedar mengambil makanan dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam mulut. Dalam kegiatan makan tersebut manusia menggunakan berbagai alat makan yang cara penggunaannya harus dipelajari, misalnya bagaimana berbagai alat makan yang cara penggunaannya harus dipelajari, misalnya bagaimana cara menggunakan sendok dan garu, menggunakan pisau atau mangkuk sup. Dalam makan tersebut juga harus mengikuti sopan santun makan yang juga harus dipelajari, misalnya bagaimana makan dalam perjamuan resmi, bagaimana sopan santun makan dalam kalangan bangsawan, dan lain-lain.
Proses belajar kebudayaan yang dilalui manusia dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok proses belajar yaitu :
  1. PROSES INTERNALISASI
Proses belajar ini merupakan suatu proses yang amat panjang, yang dimulai sejak seorang manusia dilahirkan sampai ia hapmpir meninggal, di mana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, nafsu serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidupnya. Intinya proses internalisasi merupakan proses di mana individu belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya (koentjaraningrat, 1996 : 228). Yang terjadi pada proses internalisasi ini adalah bahwa individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok serata norma-norma kelompok tersebut. Proses internalisasi ini memegang peranan penting dalam perkembangan individu sebagai makhluk sosial.

  1. PROSES SOSIALISASI
Dalam proses sosialisasi, seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa tua belajar tentang pola-pola tindakan dalam interaksi dengan beraneka ragam individu di sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. Proses sosialisasi ini, menuru Charlotte Buehler (Suseno, 1980 : 12) adalah proses yang membantu individu, melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Dalam proses pendewasaan manusia berdasarkan pengalamannya sendiri selalu akan terbentuk suatu sistem perilaku (behaviour system) yang juga ikut ditentukan oleh watak pribadinya, yaitu bagaimana ia akan memberi reaksi terhadap suatu pengalaman. Akhirnya sistem prilaku inilah yang akan menentukan dan membentuk sikapnya terhadap sesuatu.

  1. PROSES ENKULTURASI
Enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu masyarakat. Enkulturasi dimulai ketika individu masih dalam lingkungan kelurga, kemudian dalam lingkungan teman-teman bermainnya, di mana seringkali ia belajar meniru berbagai macam tindakan. Sudah tentu ada juga norma yang diajarkannya kepadanya dengan sengaja tidak hanya di lingkungan keluarga, tetapi juga secara formal di sekolah (koentjaraningrat, 1986 : 233). Dalam enkulturasi, diserap hal-hal khusus dari kebudayaan, seperti nilai-nilai kontrol sosial, prasangka, sikap, gaya, bahasa, yang kemudian menjadi pegangan dalam bertingkah laku, misalnya kebiasaan membelikan oleh –oleh kepada kerabat dekat atau pada para tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya bila bepergian ke suatu tempat yang jauh yang sudah merupakan aturan yang tidak tertulis yang didapatkan dari kecil.
Dalam rangka proses enkulturasi itu maka individu telah belajar cara – cara untuk bergaul dengan tiap individu dalam lingkungan, kerabat dan tetangga tadi, dan ia telah mengembangkan tindakan yang berbeda dalam menghadapi mereka masing-masing.
Selanjutnya hubungan antara manusia dan kebudayaan dapat di lihat juga dari kedudukan manusia terhadap kebudayaan tersebut. Sehubungan dengan kedudukan manusia terhadap kebudayaannya maka terdapat empat kedudukan yaitu sebagai beriktu (Krech, 1986).
Pertama, Manusia bertindak sebagai penganut kebudayaan (creature of culture). Sebagai penganut kebudayaan maka sejak kecil manusia sudah dimotivasi untuk berkelakuan sebagaimana yang dikehendaki kebudayaannya di semua situasi.
Kedua, individu juga bertindak sebagai pembawa kebudayannya. Sebagai pembawa kebudayaan, individu memainkan peranan yang lebih aktif dan positif yaitu sebagai pentransmisi kebudayaan kepada generasi berikutnya.
Ketiga, Individu juga bertindak sebagai manipulator, di mana dengan menggunakan sikap, nilai, dan pola-pola perilaku yang umum berusaha mencapai kepentingannya.
Keempat, individu bertindak sebagai pencipta kebudayaan (creator of culture), sebagai pencipta kebudayaan maka kebudayaan merupakan motor penggerak bagi perubahan kebudayaan.
SUMBER : http://ucu-syarief.blogspot.com/2011/01/makalah-tentang-ilmu-budaya-dasar.html